Kamis, 31 Mei 2012

DECLAN GALBRAITH-TILL THE DAY WE MEET AGAN

declan galbraith
"till the day we meet again"

Well here we are, just time for one more song,
Before another show is thru’
It's too bad the curtain has to fall, It's been a perfect night with you

So dance and let the music play, until we meet another day.


So don't say goodbye,there is no need to cry
The love we share will never end
Because you and me, we'll have this memory
Ones we can turn to now and then
Till the day we meet again...

So raise your hands and sing along with me
I dedicate these words to you

It feels as though I've known you all my life, yet this magic is so new

So please remember when I say, good friends are never far away


No looking back with regret, cause tonight, I've found here with you, something I'll never forget, won't forget


Sha-la-la-la, Sha-la-la-la, Sha-la-la-la........Till the day we meet again




Rabu, 16 Mei 2012

Pohon kelapa di sudut pekarangan




Entah sudah berapa belas atau bahkan dua puluhan tahun
lebih, pohon kelapa itu berdiri tegar di sudut pekarangan
bapakku. Yang aku ingat sejak aku masih SD sering
. Cabangnya yang banyak, meski tak
bisa dibilang rimbun sering dimanfaatkan oleh penjaja keliling
atau siapa pun yang lewat untuk berteduh.
Bapakku sendiri tidak pernah tahu siapa penanam pohon
Kelapa itu, entah Kakek, entah tumbuh dengan sendirinya.
Yang diingatnya, waktu aku kelas 2 Sekolah Dasar, pernah
aku terjatuh sehingga cedera tulang tangan kiriku dan menjadi
bengkok. Setelah dibawa ke dukun, selain terapi urut,
Bapak disarankan untuk membebat tanganku dengan kulit kayu
kelapa yang besarnya sebanding dengan lenganku. Hal itu pula
untuk pertama kalinya aku tersadar bahwa di sudut pekarangan
Bapak telah tumbuh sebatang pohon kelapa. Waktu itu tingginya
hampir sama dengan tinggi wuwungan atap rumah, dengan
beberapa cabang yang tumbuh ke segala arah mata angin dan
dihiasi dengan beberapa bunga dan bakal buah yang mengering.
Bapak memotong salah satu cabangnya untuk dijadikan bebat
tanganku.
Entah berapa belas kali atau lebih dari dua puluhan kali,
setiap aku pulang ke kampung halaman, pohon kelapa itu selalu
menjadi titik perhatianku. Karena begitu banyak arti pohon itu
pada masa kecilku. Entah untuk bapakku, apakah pohon kelapa
itu juga berarti untuknya. Yang aku tahu, meski sudah tua dan
beberapa cabangnya mulai lapuk, pohon kelapa itu masih kokoh
di sudut pekarangan.
Masih sering kulihat juga, penjaja keliling atau orang lewat
yang sekedar berteduh di bawahnya. Bahkan tak jarang beberapa
anak-anak muda dengan motor mereka berkumpul di bawah
pohon kelapa tua itu. Entah apa yang mereka percakapkan
di sana, yang jelas pohon kelapa itu membuat mereka betah
berlama-lama bercanda dan tertawa-tawa di bawahnya. Meski
terkadang mereka harus merasakan sakitnya tertimpa bakal
buah kelapa yang berjatuhan.
Setiap musim hujan tiba, akan bermunculan kuncupkuncup
bunga di setiap cabangnya. Sangat banyak, karena
kadang cabang yang kecil tak kuat menahan beban oleh
banyaknya kuncup bunga. Kemudian akan patah, meski
tak sampai jatuh ke tanah. Semakin hari kuncup itu semakin
membesar dan menggelembung. Tak semuanya memang. Tak
sedikit pula kelopak bunganya mengering dan berjatuhan.
Waktu kecilku dulu, kelopak-kelopak itu aku jadikan
mainan...
Dua kali lebaran terakhir aku pulang ke kampung halaman,
sudah banyak cabang-cabang kecil yang sudah mulai mengering,
kemudian berjatuhan. Tak sedikit cabang-cabang kecil yang
berjatuhan itu menimpa orang-orang yang lewat di bawahnya.
Pernah kuminta kepada bapaku untuk menebang pohon
Kelapa itu sebelum akhirnya membahayakan pejalan kaki, karena
letaknya yang memang di pinggir jalan kecil kampung kami yang dijadikan jalan ke kebun.
Bapak hanya mengiyakan, tapi sampai sekarang pohon kelapa
tua itu masih dengan gagahnya berdiri di sudut pekarangan
kami.
“Hari Senin Legi, pohon kelapa mau ditebang,” pesan
Bapak lewat telepon genggam kuterima seminggu lalu. Entah
tak berniat atau memang belum sempat, aku tak menghapus
pesan itu. Dan pesan itu pun memaksaku untuk pulang kampung
lagi, meski baru dua bulan yang lalu aku pulang kampung. Ingin
menyaksikan pohon kelapa bersejarah itu ditebang. Meski tak
bersejarah bagi orang lain, setidaknya buatku sendiri, entah buat
bapakku.
Kenapa mesti hari Senin Legi? Ah, Bapak memang masih
sangat memperhitungkan hari baik dan buruk untuk melakukan
semua pekerjaan yang dianggapnya penting. Kebisaan orang
tua yang tidak pernah bisa aku mengerti. Tapi sejujurnya, antara
percaya dan tidak, aku pun selalu ikut menaatinya. Penting?
Berarti penebangan pohon kelapa itu terhitung hal yang penting
juga menurut Bapak. Sampai harus menentukan hari buruk dan
hari baiknya.
“kalau tidak salah Itu hari kelahiranmu, Nak.”
maklum bapak sudah sangat tua dan linglung.
 “Dan pohon kelapa itu seolah
sudah menyatu denganmu,” begitu suara Bapak lewat telepon
genggamku waktu aku tanyakan kepadanya, mengapa harus
hari yang disebutnya. Dan jawaban Bapak membuatku semakin
bingung, semakin tak mengerti, semakin tak paham. Pohon kelapa
itu telah menyatu denganku? Ujung-ujungnya aku merasakan
ketakukan dan was-was yang tidak jelas penyebabnya. Ada
kekhawatiran, jangan-jangan akan terjadi hal-hal yang tidak
kuinginkan setelah pohon kelapa itu ditebang.

“Waktu kamu lahir, Bapak tanam ari-arimu di bawah
pohon kelapa itu, dia memang belum sebesar sekarang,
tidak sekokoh dan segagah sekarang. Dulu, sebelum Bapak
tanamkan ari-arimu, pohon kelapa itu kelihatan gersang, tak
banyak daunnya seperti yang kamu lihat, tak pernah berbunga.
Kalaupun berbunga, akan segera berguguran, sehingga Bapak
tidak pernah bisa melihat buahnya seperti apa. Setelah Bapak
tanamkan ari-arimu, pohon kelapa itu menjadi lebih rimbun
dan bunganya jarang yang rontok sehingga Bapak bisa melihat
buahnya bergelantungan, hijau, kemudian menjadi cokelat,
abu-abu, menghitam, dan kemudian pecah menghamburkan
kapuknya di seluruh pekarangan. Bapak masih ingat waktu
kecilmu suka bermain dengan kulit kelapa yang kau jadikan
perahu yang kau mainkan di kali kecil di dekat ladang kita. Jika
malam mulai gelap,
kadang kulit kelapa itu kau isi dengan kapuk yang kau basahi
dengan minyak tanah dan kemudian kau nyalakan bersama
teman-temanmu, dan masih banyak lagi yang tidak bisa Bapak
ceritakan tentang pohon kelapa itu denganmu.”
Cerita Bapak membuatku mencoba kembali membuka
lembaran halaman masa kecilku, namun tak banyak yang
bisa kuingat. Apalagi tentang pohon kelapa itu. Yang paling
mendalam adalah peran pohon kelapa itu waktu aku mengalami
patah tulang tangan waktu kelas 2 Sekolah Dasar, tak ada yang
lebih. Bahkan secara batin pun tak ada ikatan yang berarti, selain
aku memang mengagumi pohon kelapa itu yang bisa bertahan
lebih dari tiga puluh tahun, tetap rimbun, tetap berbunga, dan
berbuah banyak. Sementara pohon-pohon randu yang sebaya,bahkan yang lebih muda, mulai meranggas dan mulai enggan berbunga


Bapak :Riak Lilin Hidupku..



Add caption



Senin, 14 Mei 2012

go away

tulisan ini terinspirasi dari film korea 49 days. Yang mengisahkan tentang seseorang yang mencari 3 orang yang bisa menangis untuknya.Saya sendiri tidak pernah menontonnya. 
Hanya mendengar beberapa penggalan ceritannya saja. 



Saya jadi terpikir, membayangkan… jika hal itu terjadi pada saya, siapakah teman saya itu? Teman yang benar2 tulus berteman, tanpa motif terselubung. Teman yang bukan saja bersimpati tetapi berani melakukan tindakan untuk membantu mengeluarkan saya dari zona kesedihan,dan tentunya teman yang tidak berkhianat.
Teman yang bisa menangis untuk saya. 

Saya teringat pada seorang teman saya. Dia pernah menangis untuk saya. Teman yang rela membela saya habis2-an di depan orang yang menjelek2-an saya tanpa alasan. Dan ini terjadi di luar sepengetahuan saya.  Teman yang rela menjadi suster pribadi ketika saya  sakit,ketika tidak ada seorang pun yang datang menjenguk saya. Teman yang mengantarkan saya makanan, ketika tak ada seorang pun peduli saat itu saya tidak ada makanan.   

Teman ini yang masih saja memastikan apakah saya ke dokter ketika sakit maag, yang memastikan apakah saya makan selama sakit maag tersebut. 


Yang menjadi masalah sekarang, bagaimana jika memiliki teman yang punya motif2 tertentu ?  
Teman yang hanya bisa ikut berbahagia ketika kita bahagia?
dan teman penghkhianat yang lebih memilih seorang pacar ketimbang temannya sendiri ?


we'll see what happens, who is right?
I? or love you crazy?
enjoy your crazy love that plunges you into big trouble one day!
I congratulate you and I say good-bye.

Kutipan Untuk Ibu

maaf ibu ,
kadang kuluput memikirkanmu
karna seringnya aku memikirkan diriku
kadang aku tidak membantumu
karena sering bergelut dengan kesibukanku
kadang aku pergi meninggalkan rumahn dan ibuku
karena seringnya pergi dengan teman-temanku 
kadang aku jarang bicara padamu
karenga seringnya berhadapan dengan laptop dan televisi dikamarku

tapi kini , kusangat sadar ibu
Di hati dan otakku hanya ibu
betapa kubutuh bantuan ibu
betapa aku ingin selalu menemani ibu kemanapun itu
betapa aku butuh perhatian dan sayang ibu di saat sakitku
betapapun aku butuh pundak ibu , di saat tangisku

ibu..
ibu sungguh inspirasiku
ibu sungguh cinta dan sayangku
ibu sungguh tautanku
ibu benar2 segalnya untuku 

Maafkan aku ibu...
aku manusia yang tak sempurna , yang selalu punya dosa dan membuatmu
terbeban olehku
hingga kadang ibu menangis, dan jarang tersenyum karena ulahku
tapi...
aku yakin akan satu hal
doa ibu akan merubah dan menjadikan aku sebgai orang yg berhasil..
dan berguna untuk ibu atau siapapun tiu
dan yang terpenting
aku selalu sayang ibu walau jarak memisahkan ibu dan aku kini..
aku sayang ibu..
SELALU...
          (ɔ ˘⌣˘)♥(˘⌣˘ c)  

    

Rabu, 09 Mei 2012

hello!


Hello guys! Welcome to my new blog.
Seperti yang kalian sadari, ini adalah post pertama saya. Kenapa baru buat sekarang? Dari dulu memang saya udah punya rencana untuk aktif nge-blog – waktu itu ada perantaranya – namun, akhirnya gak keurus dan blognya pun gak jadi-jadi. Nah kemudian, beberapa hari yang lalu saya dpt tugas sekolah untuk nge-post blog tentang materi pelajaran saya. Saya pikir-pikir seru juga sepertinya mencoba untuk rutin menulis dan membuat my own personal, official blog.
My Website adalah sebuah blog yang aku ketik sendiri dengan menggunakan bahasa yang mudah dimngerti(nggak terlalu formal), bukan hanya sekedar blog yang isinya hanya hasil foto copyan ada sebagian post yang memang saya tulis sendiri wkwk

Banyak orang yang tidak tahu saya, atau bisa saya bilang “sok tahu” tentang saya. Mereka masih membayangkan saya memakai rok balon menyanyikan lagu balonku ada lima dengan atribut semua serba pink ketika saya masih tk dahulu. Lewat blog ini saya ingin bilang, ITU SUDAH BERTAHUN-TAHUN YANG LALU! I’ve grown throughout the years. Selain memang umur saya sudah bertambah tua, banyak juga kejadian-kejadian dan pengalaman-pengalaman yang membuat saya kini lebih dewasa. Change is inevitable, tapi saya tetap saya kok. :)
Maka dari itu, saya akan berusaha menulis segala hal yang jujur tentang saya, apa yang saya alami, apa yang saya rasakan. Semua informasi yang ingin share lebih banyak dengan kalian semua, yang tidak bisa saya share di twitter karena max. 140 charactersnya. :p Saya menghargai kalian yang sudah menyempatkan waktu untuk mampir ke blog saya ini, untuk lebih mengenal saya. Saya juga akan berusaha untuk nge-post sesering mungkin – Insya Allah – karena jadwal sekolah saya pun juga belum sibuk-sibuk banget. Bersiap-siaplah! :)
DAN SATU LAGI, ini beneran seriusan saya. Bukan another fake account yang dibuat oleh siapapun yang iseng. 100% me.

Love,
Aghniyah

sumber : aghnisr.blogspot.com




Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More